Kenali Gejala Jantung Sejak Dini
Penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, terutama disebabkan oleh perubahan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5%, dengan penyakit jantung koroner sebesar 0,5%. Secara global, penyakit jantung menyebabkan 17,8 juta kematian setiap tahun, atau sekitar sepertiga dari total kematian di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian terbesar, diikuti oleh penyakit jantung iskemik. Hal ini tercermin dari tingginya biaya pengobatan penyakit kardiovaskular yang mencapai Rp22,8 triliun dalam program JKN pada tahun 2023. Yang mengkhawatirkan, penyakit jantung kini mulai menyerang usia-usia muda akibat perubahan gaya hidup. Gejala-gejala umum penyakit jantung meliputi rasa tidak nyaman di dada, mual, keringat dingin, dan mudah lelah. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan menerapkan strategi pencegahan melalui pendekatan PATUH (Periksa kesehatan rutin, Atasi penyakit, Tetap diet seimbang, Upayakan aktivitas fisik, Hindari rokok) dan CERDIK (Cek kesehatan, Enyahkan rokok, Rajin aktivitas, Diet sehat, Istirahat cukup, Kelola stres). Para ahli menyarankan pembatasan konsumsi gula hingga 50 gram per hari, garam 2.000 mg per hari, dan lemak 67 gram per hari. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, 80% kasus penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah.
Penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, terutama disebabkan oleh perubahan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik.